• HOME
  • DUNIA
  • Sadis, Tentara Ethiopia Tembak Mati dan Bakar Hidup-Hidup Warga Etnis Trigayan

Sadis, Tentara Ethiopia Tembak Mati dan Bakar Hidup-Hidup Warga Etnis Trigayan


Laporan : RMOLNETWORK
Selasa, 15 Maret 2022 - 17:40

Tentara Ethiopia./Net

Kasus pembunuhan ekstra yudisial yang terjadi di Benishangul-Gumuz, Ethiopia kini menjadi sorotan dunia. Video peristiwa itu yang tersebar di internet menunjukkan tentara Ethiopia menembak mati 10 pria etnis Tigrayan dan membakar hidup-hidup seorang lainnya.

Peristiwa  yang disebut Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia (EHRC) sebagai aksi pembunuhan ekstra-yudisial terjadi di Ayisid Kebele, wilayah Benishangul-Gumuz pada 3 Maret lalu. Pelakunya adalah  tentara Ethiopia dan kelompok bersenjata lokal.

"Tindakan membakar mayat dan seseorang hingga tewas yang dilakukan oleh anggota pasukan keamanan pemerintah itu merupakan pembunuhan di ekstra-yudisial," ujar EHRC.

Kepada Al-Jazeera, Minggu (13/3), EHRC mengatakan, sepuluh orang dieksekusi tembak, sedangkan serang lainnya  dibakar hidup-hidup sampai mati.  Dikatakan, 9 orang dari 11 korban tersebut beretnis Tigrayan, termasuk yang meninggal setelah dibakar hidup-hidup.

Video berdurasi lima menit yang tersebar di internet menunjukkan lebih dari 50 tentara Ethiopia terlihat menyeret seorang pria berpakaian preman menuju zona eksekusi. Ia kemudian dibakar hidup-hidup.

Menurut analisa EHRC, beberapa dari anggota kelompok bersenjata itu adalah anggota Fanos, kelompok milisi etnis regional yang telah berperang bersama pasukan Ethiopia melawan warga Tigrayan. Pembunuhan itu terjadi sehari setelah serangan yang dilakukan gerilyawan Tigrayan. Ketika 20 anggota pasukan keamanan Ethiopia dan tiga warga sipil dibunuh oleh gerilyawan itu.

Pada hari berikutnya, pasukan pemerintah melakukan penggeledahan secara luas, dan mencegat sebuah bus penuh dengan orang Tigrayan yang baru saja dibebaskan dari tahanan.

Dikatakan William Davison, seorang analis senior di Ethiopian Crisis Group, video mengerikan itu cocok dengan pola insiden dalam beberapa tahun terakhir di mana warga Tigrayan menjadi sasaran dan disalahkan atas tuduhan sabotase negara.

“Ada insiden kekerasan massal lain terhadap warga Tigrayan dalam beberapa tahun terakhir ini. Mereka selalu dituduh berkonspirasi dengan pembelot di Ethiopia. Orang-orang Tigrayan di Metekel ini telah dituduh dan dieksekusi mati,” ujar Davison.

Davison mengatakan, Zona Metekel di wilayah Benishangul-Gumuz ini telah mengalami kekerasan antarkomunal dan pemberontakan yang serius selama beberapa tahun. Perang saudara ini dimulai pada November 2020, ketika Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed melancarkan serangan militer terhadap Tentara Pembebasan Rakyat Tigrayan (TPLF).

Hingga kini, kasus kejahatan etnis kerap terjadi di kedua pihak. Mayoritas dilakukan oleh pasukan sekutu Ethiopia.

# TAGAR   :  
EDITOR :
Bagikan Berita Ini :